Pemikiran Plato tentang Dunia Ide dan Dunia Pengalaman

plato2Filsafat merupakan metodologi berpikir. Dalam hal tersebut tentunya dengan filsafat akan lahir berbagai pemikiran-pemikiranya. Pemikiran filsafat tersebut lahir karna adanya ingin tahu manusia yang sangat besar. Sehingga dengan segala daya upaya para ahli filsafat memanfaatkan pemikiranya untuk menentukan makna sebenarnya dari segenapkejadian atau peristiwa. Berpikir filsafat berarti mengkaji suatu kejadian atau peristiwa berdasarkan kerangka berpikir yang sistematis dan ilmiah.

Pemikiran filsafat sudah ada sejak zaman yunani kuno. Pemikiran filsafat telah mampu mengubah pola pikir bangsa yunani dan umat manusia dari pandangan mitosentris menjadi logosentris. Awalnya bangsa yunani dan bangsa lain di dunia beranggapan bahwa semua kejadian di ala mini di pengaruhi oleh para Dewa. Karenanya para dewa harus dihormati dan sekaligus ditakuti kemudian disembah. Dengan filsafat, pola pikir yang selalu tergantung pada rasio. Pada awal zaman yunani kuno dapat dikatakan bahwa pemikiran filosof banyak didominasi oleh akal (filsafat rasional) bahkan pada saat itu, hampir seratus persen pemikiran filsafat menggunakan akal.

Plato adalah seorang filsuf Yunani dan dilahirkan di Athena, yang hidup pada 427-347 SM. Ketika mengetahui kemasyhuran Sokrates (419-399 SM), segeralah ia berguru kepadanya. Pada saat itu, usianya mencapai 20 tahun. plato tetap belajar pada Sokrates sampai gurunya itu dihukum mati kemudian Plato meninggalkan Athena dan berkelana ke berbagai wilayah Eropa, Afrika, Asia pada saat usia 28 tahun. diantara wilayah-wilayah yang pernah disinggahinya adalah Mesir, Persia, dan India. Petualangan itu menambah keilmuannya. Ketika ia kembali ke Athena pada usia 40 tahun, ia segera membangun sekolah academia yang terkenal.

Sebagai titik tolak pemikiran filsafatnya, ia mencoba menyelesaikan permasalahan lama: mana yang benar yang berubah-ubah (Heracleitos) atau yang tetap (Parmenides). Mana yang benar antara pengetahuan yang lewat indra dengan pengetahuan yang lewat akal. Pengetahuan yang diperoleh lewat indra disebutnya pengetahuan indra atau pengetahuan pengalaman. Sementara itu, pengetahuan yang diperoleh lewat akal disebut pengetahuan akal. Pengetahuan indra atau pengetahuan pengalaman bersifat tidak tetap atau berubah-ubah, sedangkan pengetahuan akal bersifat tetap atau tidak berubah-ubah.

Sebagai contoh, terdapat banyak segitiga yang bentuknya berlainan menurut pengetahuan indra atau pengetahuan ‘pengalaman’, tetapi dalam ide atau pikiran bentuk segitiga tersebut hanya satu dan tetap, dan ini menurut pengetahuan akal.

Sebagai penyelesaian persoalan yang dihadapi Plato tersebut di atas, ia menerangkan bahwa manusia itu sesungguhnya berada dalam dua dunia, yaitu dunia pengalaman yang bersifat tidak tetap, bermacam-macam dan berubah serta dunia ide yang bersifat tetap, hanya satu macam, dan tidak berubah. Dunia pengalaman merupakan bayang-bayang dari dunia ide sedangkan dunia ide merupakan dunia yang sesungguhnya, yaitu dunia realitas. Dunia inilah yang menjadi “model“ dunia pengalaman. Dengan demikian, dunia sesungguhnya atau dunia realitas itu adalah dunia ide.

Jadi, Plato, dengan ajarannya tentang ide, berhasil menjembatani pertentangan pendapat antara Herakleitos dan Parmenides. Plato mengemukakan bahwa ajaran dan pemikiran Herakleitos itu benar, tetapi hanya berlaku pada dunia pengalaman. Sebaliknya, pendapat Parmenides juga benar, tetapi hanya berlaku pada dunia ide yang hanya dapat dipikirkan oleh akal.

Dibandingkan dengan gurunya, Socrates, Plato telah maju selangkah dalam pemikirannya. Socrates baru sampai pada pemikiran tentang sesuatu yang umum dan merupakan hakikat suatu realitas, tetapi Plato telah mengembangkannya dengan pemikiran bahwa hakikat suatu realitas itu bukan “yang umum”, tetapi yang mempunyai kenyataan yang terpisah dari sesuatu yang berada secara konkret, yaitu ide. Dunia ide inilah yang hanya dapat dipikirkan dan diketahui oleh akal.

Leave a comment